Senin, 17 Oktober 2011

Perempuan di Balik Jendela

Perempuan di balik jendela.
Menghantar suaminya pergi kerja.
Menunggu anaknya pulang dari sekolah.
Memandang cuaca di langit.
Menjahit kancing baju yang lepas.
Minum secangkir teh manis sambil beristirahat dari kerja seharian.
Bersembunyi dari pandangan mata orang banyak.
***

Subuh hari, tirai jendela sudah dibuka.
Lantai disapu dan dipel.
Pakaian kotor yang telah direndam dalam air sabun semalaman kemudian dmasukkan ke dalam mesin cuci.
Sambil menunggu cucian, kompor gas dinyalakan dan air dijerang.
Kopi dan teh panas disiapkan.
Nasi goreng atau roti di tata di atas piring.
Pakaian suami dan anak-anak disiapkan di atas tempat tidur.
Setelah mereka berangkat, rumah menjadi sepi.

Perempuan itu menyelesaikan membilas dan mengeringkan cuciannya.
Lalu menjemurnya di atas loteng rumahnya.
Kemudian menyirami tanaman-tanaman di dalam pot dengan menggunakan ember dan gayung di loteng maupun di teras rumah.
Setelah mencuci beras dan memasukkannya ke dalam majik jar, ia bergegas pergi ke pasar dengan naik motor.
Matahari sudah naik ketika ia sedang berbelanja.
Membeli sayuran, ikan, dan makanan terbaik untuk keluarganya.
Pulang kembali ke rumah, membersihkan semua bahan makanan.
Sambil memasak, perempuan itu memakan sisa makanan kemarin.

Ketika anak-anak pulang sekolah, hidangan sudah selesai dimasak.
Perempuan itu menyiapkan pakaian salin anak-anaknya.
Piring dan alat-alat memasak masih belum dicuci.
Perempuan itu pun masih belum sempat mandi.
Tapi sudah tiba waktu mengantar anak lelakinya yang berusia 8 tahun, les berenang.
Perempuan itu mencuci muka dan kemudian membonceng anaknya dengan motor ke kolam renang.
Sedangkan anak perempuannya yang di SMA berangkat sendiri ke tempat les musik.
Sambil menunggui selama 1 jam di tepi kolam renang, perempuan itu membuka facebook dengan menggunakan blackberry yang dibelinya secara mencicil.
Menulis status baru bahwa hatinya begitu bahagia memiliki kehidupan seorang istri dan ibu yang sempurna.
Menyapa teman-temannya di jejaring sosial dan membalas sapaan mereka.

Sore hari, anak-anaknya mandi terlebih dahulu, barulah perempuan itu mandi.
Setelah menghabiskan cucian segunung piring, gelas, dan peralatan dapur yang belum sempat dikerjakannya sejak siang.
Kemudian suaminya pulang dari kantor.
Segelas teh manis panas tersaji untuknya di atas meja.
Perempuan itu menyiapkan peralatan mandi, handuk, sandal dan pakaian salin untuk suaminya.
Sesudahnya, perempuan itu dalam waktu bersamaan harus menyiapkan makan malam dan memandu anak-anaknya belajar, mengerjakan PR-nya.
Kemudian mencuci piring bekas makan malam.
Serta memilah-milah tumpukan pakaian kotor yang akan direndam.

Malam hari mulai larut, perempuan itu masih menyempatkan diri membuat catatan belanja.
Menghitung pengeluaran.
Membuat daftar kebutuhan yang harus disediakan bulan ini.
Mencatat pengeluaran besar yang harus dikeluarkan dalam waktu dekat: uang semester anak-anaknya.
Kemudian menyusul suaminya yang sudah terlebih dahulu berbaring di tempat tidur.
Memejamkan mata dan mencoba mengistirahatkan pikirannya dari daftar pekerjaannya yang sudah berakhir hari ini dan akan dimulai lagi esok hari.
***

Terkadang perempuan itu mencuri waktu untuk duduk di kursi teras rumah.
Melihat ke jalan gang yang panjang mengular dan penuh tikungan.
Melihat ke atas langit melalui pucuk pohon ceremai yang hijau.
Membelai-belai tanaman di potnya yang sedang mengeluarkan putik bunga.
Sambil berdiri, dibukanya facebook dan ditulisnya status baru: Hari ini aku memasak makanan kesukaan anak-anakku....

Hari minggu biasanya perempuan itu dan keluarganya bercengkerama di teras rumah.
Sang ibu membenahi tanaman mawar dan melati dalam pot yang setiap berbunga fotonya di-upload di dinding facebook.
Anak perempuannya asyik menuliskan sesuatu di layar notebook mungil berwarna pink. Tersenyum-senyum sendiri.
Ayahnya mencuci mobil charade kecilnya yang dibeli bekas di halaman Stadion Persib pada suatu hari minggu. Serta mencuci motor istrinya.
Anak lelakinya memainkan bola basket.
Sebuah keluarga yang cantik di dalam foto bersama.
Bila tetangga lewat dan menyapa mereka. Mereka pun membalas menyapa dengan ramah.

Minggu ini rumah mereka menjadi sepi. Tidak terlihat seorang pun.
Hanya sedikit tetangga yang mendapat undangan dari keluarga itu.
Anak perempuannya yang belum sempat memperoleh ijasah SMA itu sedang melangsungkan pernikahan di sebuah gedung.
Mempelai perempuan itu nampak cantik dan dewasa namun kurang serasi dengan mempelai pria yang nampak terlalu muda dengan pakaian adat yang dikenakannya.
***

Perempuan yang memandang keluar dari balik jendela.
Sekarang jarang terlihat di teras rumah.
Dia tak pernah lagi membuka facebook. Tak lagi membalas sapa sahabat-sahabatnya.
Tak lagi bersama keluarganya bersenda gurau di halaman rumah.
Bunga-bunga mawar menjadi kerdil dan daunnya dipenuhi bercak putih.
Rumput-rumputnya tak lagi rapi.

Kesedihan akan berlalu. Hanya butuh waktu.
***

Tidak ada komentar: